KEKALAHAN UMNO-BN MENGHADAPI OPOSISI POLITIK DALAM PILIHAN RAYA KE-14
https://doi.org/10.23960/sosiologi.v21i2.41
Keywords:
Kekalahan, Umno-Bn, Oposisi Politik, Pilihan Raya Ke-14Abstract
ABSTRAK
Setelah Perang Dunia II, kolonialisme Inggris bermaksud mengukuhkan kembali hegemoni dan dominasinya di Semenanjung Melayu. Namun, kaum aristokrat Melayu yang terdidik sejak masa kolonial menentang rencana tersebut. Dengan membangun organisasi perjuangan modern, United Malays National Organisation (UMNO), mereka memobilisasi gerakan sosial atas dasar ideologi nasionalisme keistimewaan Melayu sebagai penduduk asli Semenanjung. Ideologi yang dibangun sejak awal pendirian UMNO adalah menarik dukungan luas rakyat Melayu dengan tetap melestarikan keberadaan kesultanan yang dibatasi sebagai pemimpin negara, keagamaan dan budaya. Dalam konteks ini, meskipun Undang-Undang Dasar Malaysia membuktikan bahwa hak asasi dan demokrasi sebagai pilar penting Federasi Malaysia, namun ketuanan Melayu secara khusus telah mengukuhkan kekuasaan politik UMNO bersama aliansi Barisan Nasional sebagai pemegang absah dalam pemerintahan Malaysia. Pada perkembangannya, kekuasaan politik UMNO menjadi sangat otoritarian dalam menerapkan ideologi nasionalisme Melayu khususnya di bidang ekonomi. Tragedi 1969 menjadi momentum hegemonik bahwa UMNO harus mengubah kebijakan-kebijakannya agar tetap mendapat dukungan luas dari mayoritas bangsa Melayu di negara Malaysia. Ketika UMNO gagal menerapkan transformasi dalam otoritarianisme, maka masalah-masalah krusial seperti korupsi dan ketakmampuan melakukan pemulihan ekonomi di hadapan krisis ekonomi dunia tentu konsekuensinya akan mengalami kekalahan politik meskipun hegemoni ideologis nasionalisme Melayu tetap dijalankan.
Downloads
