KONFLIK ANTARWARGA DESA: Analisis Simon Fisher Melalui Studi Kasus

https://doi.org/10.23960/sosiologi.v21i1.39

Authors

  • Benjamin , Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
  • Ikram , Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
  • Susetyo , Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
  • Yuni Ratnasari Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Keywords:

konflik antar warga, Tahapan Konflik dan resolusi konflik antar warga

Abstract

ABSTRAK

Latar belakang penulisan ini dari beberapa kejadian konflik di Kabupaten Lampung Selatan dimana penyebab konfliknya, yaitu adanya perseteruan antar siswa SMA, seorang pelajar SMP ditusuk di tempat organ tunggal, memperebutkan lahan parkir di pasar dan pelecehan sexual. Tujuan penulisan ini hendak mendeskripsikan   dan menjelaskan tahapan konflik yang terjadi antar  pihak-pihak yang berkonflik. Penulis menggunakan perspektif teoritis  Simon Fisher tentang tahapan konflik, dan teori Johan Galtung tentang segitiga konflik sebagai landasan teoritis terkait proses tahap krisis, dimana   sikap   dipersepsikan  oleh pihak-pihak  berkonflik tentang isu pelecehan seksual. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif, khususnya studi kasus di mana informan-informan ditentukan dengan  purposive teknik sampling yang meliputi tokoh formal, tokoh informal dan anggota masyarakat  dari kedua belah pihak yang berkonflik.  Informasi dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi. Kesimpulan, bahwa konflik kekerasan  sebagai insiden konflik yang tergolong besar terjadi  antar warga dan antar desa di wilayah perdesaan yang hidup bertetangga antara warga Desa Agom Kecamatan Kalianda  dengan warga Desa Balinuraga  Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan, dimana pihak warga Desa Agom dengan massa pendukungnya yang merasa sebatin, spontanitas  berusaha menyerang dan menghancurkan pihak  warga Desa Balinurga dan digambarkan   berdasarkan skala waktu, urut-urutan kejadian konflik  dan pemetaan konflik, serta adanya upaya penyelesaian konflik oleh kedua belah pihak yang berkonflik maupun oleh pihak ketiga  yang memiliki otoritas dengan  melalui: membangkitkan kepercayaan bagi para warga kedua belah pihak  yang berkonflik, memfasilitasi  dialog oleh pemerintah daerah, negosiasi, mediasi dan arbitrasi, ada deklarasi perdamaian pada tahap akibat serta  pada tahap pascakonflik dilaksanakan sosialisasi maklumat perjanjian perdamaian.

 

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2019-03-31

How to Cite

, B., , I., , S., & Ratnasari, Y. (2019). KONFLIK ANTARWARGA DESA: Analisis Simon Fisher Melalui Studi Kasus. SOSIOLOGI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Sosial Dan Budaya, 21(1), 74–96. https://doi.org/10.23960/sosiologi.v21i1.39